Jumat, 30 Oktober 2015

Pengertian dan Pengukuran Data Antropometrik

Baiklah sobat, kali ini kita akan membahas mengenai Pengertian, Pengukuran dan Data Antropometrik. Data antropometrik ini terdiri dari Berat Badan (BB), Tinggi Badan (TB), Rasio Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB), Lingkar Lengan Atas (LILA), Tebal Lipatan Kulit (TLK; skinfold thickness), Lingkaran Kepala, Lingkaran Dada dan Lingkaran Perut. Langsung saja kita akan masuk ke topik pembahasan kita.

Note : untuk tabel antropometri lengkap bisa download disini

Sebelum kita mengukur nilai antropometri, pertama kita harus mengetahui definisi dari antropometri itu sendiri. Antropometri adalah ilmu yang mempelajari pengukuran dimensi tubuh manusia (ukuran, berat, volume, dan lain-lain). Antropometri ini biasanya dilakukan pada anak-anak.

antropometri


A. Berat Badan (BB)

Berat badan adalah parameter pertumbuhan paling sederhana, mudah diukur, pengukuran ulangnya juga mudah, dan bisa sebagai indeks status nutrisi sesaat. Beberapa keadaan sakit pada anak bisa mempengaruhi berat badan, contohnya jika ada edema, organomegali, hidrosefalus, dan sebagainya. Jika terdapat keadaan seperti itu, maka indeks antropometri dengan menggunakan berat badan tidak dapat dipakai untuk menilai status nutrisi. Untuk evaluasi diperlukan data antropometrik lainnya yaitu kue yang tepat, jenis kelamin, dan acuan standar. Hasil pengukuran berat badan dipetakan pada kurva standar berat badan/umur (BB/U) dan berat badan/tinggi badan (BB/TB).

download tabel antropometri disini

Interpretasi:
BB/U dibandingkan acuan standar, dinyatakan dalam persentase
  • >120% disebut gizi lebih
  • 80-120% disebut gizi baik
  • 60-80% tanpa edema: gizi buruk ; dengan edema : gizi buruk (kwasiorkor)
  • <60% gizi buruk, tanpa edema (marasmus); dengan edema (marasmus-kwasiorkor)

Perubahan berat badan (berkurang atau bertambah perlu mendapat perhatian, karena merupakan petunjuk adanya masalah nutrisi akut. Kehilangan berat badan dapat dihitung berdasarkan rumus (BB saat ini / BB semula) x 100%. Interpretasinya:
  • 85-95% : kehilangan BB ringan (5-15%)
  • 75-84% : kehilangan BB sedang (16-25%)
  • <75% : kehilangan BB berat (>25%)


B. Tinggi Badan (TB)

Tinggi badan anak harus diukur pada tiap kunjungan. Pengukuran tinggi badan adalah sederhana, mudah, dan apabila dikaitkan dengan hasil pengukuran berat badan akan memberikan informasi yang mempunyai makna tentang status nutrisi dan pertumbuhan fisik anak.

Sama seperti pengukuran berat badan pengukuran tinggi badan juga membutuhkan informasi mengenai umur yang tepat, jenis kelamin, dan baku yang diacu. Tinggi badan dipetakan pada kurva tinggi badan atau dihitung berdasarkan standar baku dan dinyatakan dalam persen.

Interpretasi
(1) TB/U pada kurva
  • <sentil 5 : defisit berat
  • Sentil 5-10 : perlu evaluasi untuk membedakan apakah perawakan pendek akibat defisiensi nutrisi kronik atau konstitusional

(2) TB/U dibandingkan standar baku (%)
  • 90-110% : baik/normal
  • 70-89% : tinggi kurang
  • <70% : tinggi sangat kurang


C. Rasio Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)

Rasio BB/TB bila dikombinasikan dengan berat badan menurut umur dan tinggi badan menurut umur sangat penting dan lebih akurat dalam penilaian status nutrisi karena ia akan memberikan gambaran proporsi tubuh serta dapat membedakan antara wasting dan sunting atau perawakan pendek. Indeks ini digunakan pada anak perempuan hanya sampai tinggi badan 138 cm, dan pada anak lelaki sampai tinggi badan 145 cm. Setelah itu rasio BB/TB tidak begitu banyak artinya, kena adanya percepatan tumbuh (growth spurt). Keuntungan indeks ini adalah tidak diperlukannya faktor umur, yang sering kali tidak diketahui secara tepat.

BB/TB dinyatakan dalam persentase dari BB standar yang sesuai dengan TB terukur individu tersebut. Cara perhitungannya adalah:

BB/TB (%) = (BB terukur saat itu)/(BB standar sesuai untuk TB terukur) x 100%
 Interpretasi:
(1) Penilaian status gizi berdasarkan persentase TB/BB
  • >120% : obesitas
  • 110-120% : overweight
  • 90-110% : normal
  • 70-90% : gizi kurang
  • 70% : gizi baik


D. Lingkar Lengan Atas (LILA)

Pada anak berumur 1-5 tahun, LILA saja sudah dapat menunjukkan status gizi.
Interpretasinya:
  • <12,5 cm : gizi buruk
  • 12,5 – 13,5 cm : gizi kurang
  • >13,5 cm gizi baik

Bila umur tidak diketahui, status gizi dinilai dengan indeks LILA/TB
Interpretasi:
  • >85% : gizi baik (normal)
  • 80-85% : borderline / kurang kalori protein (KKP) I
  • 75-80% : gizi kurang / KKP II
  • <75% : gizi buruk / KKP II


E. Tebal Lipatan Kulit (TKL; skinfold thickness)

Hampir 50% lemak tubuh berada di jaringan subkutan hingga dengan mengukur lapisan lemak dengan pemeriksaan TLK dapat diperkirakan jumlah lemak total dalam tubuh. Hasilnya dapat menunjukkan status gizi dan komposisi tubuh, serta cadangan energi. Bila dikaitkan dengan indeks BB/TB, ia dapat menentukan malnutrisi kronik. LILA yang dikaitkan dengan nilai (TLK)-triseps, dapat dipakai menghitung massa otot.

F. Lingkaran kepala, lingkaran dada, dan lingkaran perut

Lingkaran kepala dipengaruhi oleh status gizi pada anak sampai usia 36 bulan. Pengukuran rutin dilakukan untuk menjaring kemungkinan adanya penyebab lain yang dapat memengaruhi pertumbuhan otak; pengukuran berkala lebih memberi makna daripada pengukuran sewaktu. Hasil pengukuran dipetakan dalam grafik standar.

Interpretasi:
  • Lingkaran kepala <sentil ke-5 atau <-2SB menunjukkan adanya mikrosefalia, dan kemungkinan malnutrisi kronik pada masa intrauterin atau masa bayi/anak dini.
  • Lingkaran kepala >sentil ke-95 atau >+2SB menunjukkan adanya makrosefali.


Lingkaran dada diperiksa pada bayi baru lahir serta setiap kunjungan sampai usia 2 tahun. Pada bayi baru lahir lingkaran dada 2 cm lebih kecil dari lingkaran kepala, kemudian berangsur sama atau sedikit lebih besar dari lingkaran kepala setelah usia 2 tahun. Lingkaran dada diukur dengan pita pengukur, melingkari tubuh setinggi puting susu.

Lingkaran perut diukur bila terdapat asites untuk menilai progresivitasnya. Lingkaran perut diukur pada posisi duduk atau berdiri, kecuali jika pasien sakit berat atau bayi maka boleh dalam posisi tidur. Pengukuran dilakukan pada lingkaran perut terbesar, pada umumnya melalui umbilikus.


Baiklah sobat, inilah postingan kita kali ini mengenai Pengertian, Pengukuran dan Data Antropometrik. Semoga bermanfaat bagi teman-teman semua. J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar