Senin, 16 November 2015

Pengertian, Sifat, Tatanama, dan Klasifikasi Benzena

Selamat datang di softilmu, blog sederhana yang berbagi ilmu pengetahuan dengan penuh keikhlasan. Kali ini kami akan berbagi ilmu tentang BENZENA, beberapa topik pembahasannya adalah Pengertian Benzena, Sifat Benzena, Rumus Struktur Benzena, Tatanama Benzena, Reaksi – Reaksi Benzena, Serta Klasifikasi Benzena dan Kegunaannya. Langsung saja ya, semoga dapat bermanfaat.

A. PENGERTIAN BENZENA
Benzena adalah produk minyak bumi yang awalnya terbuat dari ter batubara yang digunakan sebagai komponen dalam berbagai produk konsumen dan industri. Benzena ini ditemukan oleh Faradat kemudian rumus molekulnya ditetapkan oleh Mitscherlich sebagai C6H6. Benzena ini termasuk dalam golongan senyawa hidrokarbon. Benzena memiliki derajat kejenuhan yang tinggi.

Senyawa benzena dan sejumlah turunannya digolongkan dalam senyawa aromatik, yang mana penggolongan ini dilandasi oleh aroma yang dimiliki sebagian dari senyawa-senyawa tersebut. Akan tetapi para kimiawan sekarang tidak lagi mengklasifikasikan senyawa kimia berdasarkan sifat fisiknya lagi, melainkan berdasarkan struktur dan kereaktifannya.
Artikel Penunjang : Tata Nama Senyawa Sederhana
B. SIFAT BENZENA
Pada umumnya, sifat senyawa dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sifat fisik dan sifat kimia.
1. Sifat Fisik
Benzena merupakan zat cair tidak berwarna, mudah menguap, dan sangat beracun.  Benzena dapat digunakan sebagai pelarut, pensintesis berbagai senyawa karbon, dan bahan dasar pembuatan senyawa karbon. Benzena tidak begitu reaktif, tapi sangat mudah terbakar, karena kadar karbon yang terkandung sangat tinggi.

Beberapa turunan dari benzena ada yang bersifat polar maupun non polar. Senyawa polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsurnya. Titik didih pada benzena dan turunannya dimulai dari 80-250 derjat celsius. Untuk titik lelehnya bervariasi, dengan angka tertinggi yaitu 122 derjat celsius pada senyawa asam benzoat (-COOH).
Artikel Penunjang : Pengertian dan Jenis – Jenis Ikatan Kimia
Variasi titik didih tersebut disebabkan oleh perngaruh dari kepolaran gugus fungsionalnya. Begitu juga dengan titik lelehnya, dipengaruhi oleh subtitutenya. Seperti benzena, toluena, dan etil benzena bersifat non-polar. Sedangkan anilin, benzil alkoho, fenol, dan asam benzoat bersifat polar. Maka dapat disimpulkan asam benzoat memiliki titik didih tertinggi, dikarenakan sifat polarnya yang lebih, sedangkan benzena mempunyai titik didih terendah.

Senyawa turunan benzena yang bersifat non-polar tidak akan larut dalam air, sebaliknya, yang bersifat polar akan larut didalam air.

2. Sifat Kimia
Derajat keasaman merupakan salah satu sifat kimia benzena dan turunannya. Fenol dan asam benzoat termasuk asam lemah. Asam benzoat lebih kuat dibandingkan fenol. Fenol yang memiliki gugus fungsi -OH ternyata bersifat asam lemah, yang berarti memberikan ion H+, sedangkan anilin yang memiliki gugus –NH2 bersifat basa lemah, yang berarti menerima ion H+.
Benzena lebih mudah mengalami reaksi subtitusi daripada reaksi adisi.
Artikel Penunjang : Pengertian, Sifat, dan Teori Asam dan Basa
C. RUMUS STRUKTUR BENZENA
Struktur benzena dituliskan sebagai cincin beranggota enam (heksagonal) yang mengandung ikatan tunggal dan rangkap berselang-seling.

Struktur kekue, menggambarkan penggantian sembarang atom brom pada hidrogen akan menghasilkan senyawa sama, karena keenam atom karbon dan hidrogen ekivalen. Kekule ini dapat menjelaskan fakta bahwa jika benzena bereaksi dengan brom menggunakan katalis FeCl3 hanya menghasilkan satu senyawa yang memiliki rumus molekul C6H5Br.

Cincin benzena disajikan dalam bentuk segienam beraturan dengan sebuah lingkaran didalamnya, dengan ketentuan bahwa pada setiap sudut segienam tersebut terikat sebuah atom H.
STRUKTUR BENZENA

D. TATANAMA BENZENA
1. Benzena Monosubtitusi
Benzena dengan satu subtituen alkil diberi nama sebagai turunan benzena, misalnya etilbenzena. Sistem IUPAC tetap memakai nama umum untuk beberapa benzena monosubstitusi, misalnya toluena, kumena, stirena.

Nama-nama umum seperti fenol, anilina, benzaldehida, asam benzoat, anisol juga tetap digunakan dalam sistem IUPAC. Sistem IUPAC (International Union Pure and Applied Chemistry) adalah lembaga yang berwewenang untuk merumuskan tata nama senyawa.
TATANAMA SENYAWA BENZENA

2. Benzena Disubtitusi
Disubtitusi berarti benzena mengikat dua subtituen, maka terdapat kemungkinan memiliki tiga isomer struktur. Jika kedua subtituen diikat oleh atom-atom karbon 1,2-  disebut orto (o) satu sama lain, jika karbon 1,3- disebut meta (m), dan 1,4 disebut para (p).

Sistem IUPAC menggunakan nama umum xilena untuk ketiga isomer dimetilbenzena, yaitu o-xilena, m-xilena, dan p-xilena. Apabila kedua substituen tersebut tidak memberikan nama khusus, maka masing-masing dari substituen diberi nomor, dan namanya akan diurutkan berdasarkan urutan abjad, dan diakhiri dengan kata benzena. Atom karbon yang mengikat substituen yang urutan abjadnya lebih dahulu diberi nomor 1.
BENZENA DISTRIBUSI

3. Benzena Polisubtitusi
Yaitu ketika terdapat tiga atau lebih substituen terikat pada cincin benzena, maka posisi masing-masing substituen ditunjukkan dengan nomor. Jika salah satu substituen memberikan nama khusus, maka diberi nama senyawanya sebagai turunan dari nama khusus tersebut. Dan jika semua substituen tidak memberikan nama khusus, maka posisisnya akan dinyatakan dengan nomor dan diurutkan sesuai urutan abjad, dan diakhiri dengan kata benzena.
BENZENA POLISUBSTITUSI
E. REAKSI – REKASI BENZENA
Reaksi yang umum terjadi adalah reaksi subtitusi elektrofilik, ada 4 macam, yaitu:
1. Subtitusi dengan halogen (Halogenasi)
Benzena mengalami subtitusi dengan halogen menggunakan katalisator besi (III) halida. Contohnya:
REAKSI HALOGENASI
2. Subtitusi dengan asam nitrat (Nitrasi)
Benzena bereaksi dengan asam nitrat pekat menggunakan katalisator asam sulfat pekat membentuk nitrobenzena. Contohnya:
REAKSI NITRASI
3. Subtitusi dengan asam sulfat pekat (Sulfonasi)
Sulfonasi terjadi jika benzena dipanaskan dengan asam sulfat pekat. Contoh:
REAKSI SULFONASI
4. Subtitusi dengan alkil halida (Alkilasi)
Reaksi ini dapat menggunakan untuk membentuk alkil benzena menggunakan katalisator alumunium klorida (AlCl3). Contohnya:
REAKSI ALKILASI
F. KLASIFIKAS DAN PENGGUNAAN BENZENA
Berikut adalah beberapa turunan benzena serta penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari.
1. Benzena
Benzena banyak digunakan sebagai pelarut, bahan dasar pembuatan monomer stirena (C6H6 – CH = CH2). Monomer stirena merupakan bahan polimer untuk membuat karet sintetis, bahan pestisida, pemanis buatan. Selain itu benzena juga digunakan sebagai bahan dasar nilon.

2. Asam Benzoat (C6H5COOH)
Asam benzoat atau garam natriumnya digunakan sebagai pengawet berbagai makanan atau olahan minuman. Asam atau garam ini dipilih karena tidak mempengaruhi cita rasa makanan yang diawetkan.

3.Fenol (C6H5OH)
Fenol dapat mematikan mikroorganisme sehingga digunakan untuk pembasmi kuman seperti pembersih lantai (karbol).

4. Asam Salisilat
Asam ini dikenal dengan asam o-hidroksibenzoat. Ini banyak digunakan sebagai bahan antiseptik pada kulit seperti bedak kulit. Juga sebagai pemghilang rasa sakit kepala seperti aspirin.
Dibawah ini adalah turunan benzena sesuai dengan substituennya.
TABEL TURUNAN BENZENA DAN SUBTITUENNYA


Nah itulah pembahasan kita tentang BENZENA, semoga ilmunya dapat bermanfaat ya. Apabila masih ada yang kurang jelas dan belum dimengerti, silahkan sahabat menanyakannya melalui kotak komentar di bawah ini, kami akan berusaha memberikan respon dengan cepat dan tepat. Terimakasih telah berkunjung di softilmu, Jangan lupa like, follow, dan komentarnya ya J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar